Bilangan biner atau sandi yang dipakai dalam peralatan digital biasanya jarang dipahami orang. Oleh karena itu, perlu sekali untuk mengubah bilangan atau sandi tersebut ke dalam bentuk desimal agar dapat langsung dilihat oleh mata. Selain bentuk desimal penampil digital juga terkadang bisa menampilkan bentuk-bentuk huruf atau alfabet. Rangkaian digital yang mampu mengubah bentuk biner de dalam bentuk desimal biasanya disebut decoder, sedangkan komponen-komponen yang memperagakan angka dan huruf adalah alphanumerik display.
A. Display
Pada dasarnya, ada tiga macam cara untuk memperagakan angka dan huruf, yaitu:
- Metode diskrit: pada metode ini biasanya angka atau huruf dinyatakan dengan display tersendiri, artinya antara satu dengan yang lainnya dibuat terpisah.
- Metode matrik: Pada metode ini beberapa garis disusun sedemikian rupa sehingga membentuk angka atau huruf yang dikehendaki
- Metode dot matrik: Pada metode ini titik-titik disusun sedemikian rupa sehingga membentuk angka atau huruf yang dikehendaki.
1. Metode diskrit
Pada umumnya informasi atau data yang diproses oleh peralatan digital akan dinyatakan dalam sandi BCD terutama sandi BCD8421. Oleh karena itu, hanya 10 bilangan desimal saja yang dapat dinyatakan, yaitu dari 0 samapi 9 ( dari 0000 sampai 1001). Pada metode diskrit angka 0 sampai dengan 9 dinyatakan sendiri-sendiri. Untuk memperagakan metode tersebut, dipakai nixie tube yaitu tabung hampa udara yang mempunyai satu buah anoda dan 10 buah katoda yang disusun sedemikian rupa sehingga dapat membentuk angka 0 sampai dengan 9. Jika salah satu katoda terhubung ke kutup negatif (ground) maka katoda tersebut akan menyala sehingga pada nixie tube akan terlihat angka.
2. Metoda matrik
Pada metoda ini digunakan tujuh buah garis (segment) yang disusun sedemikian rupa sehingga dengan menyalakan garis-garis tertentu akan terbentuk angka desimal yang dikehendaki.
Pada gambar di atas setiap garis (segment) diberi tanda-tanda tersendiri degnan simbol a, b, c, d, e, f, dan g. Biasanya setiap garis ini terbuat dari LED (ligh emitting diode) yang jika menyala akan membentuk garis. LED adalah dioda semikonduktor yang aka menyala jika diberi arus listrik. Metode matrik dengan menggunakan tujuh garis (segmen) yang terbuat dari LED ini biasanya disebut seven segment ( 7 segement). Susunan LED di dalam 7 segement tersebut dapat dilihat pada gambar di atas. Gambar berikut ini adalah contoh rangkaian seven segement dalam rangkaian digital.
Dari gambar di atas, jika saklar di tutup akan menyebabkan katoda dari masing-masing LED penyusun seven segment akan terhubung dengan kutup negatif. Karena kutup anoda LED terhubung dengan kutup positif akan membuat lampu LED ini hidup. Jadi dengan mengatur saklar s1 sampai s8, kita bisa membuat lampu seven segment ini membentuk angka desimal yang kita inginkan. Sebagai contoh, jika kita menghubungkan saklar s1, s2, s3, s4 dan s8 maka kita akan mendapatkan lampu a, b, c, d dan g hidup. Kombinasi lampu ini akan memperlihatkan angka 3 desimal. Dengan mengatur saklar kita akan bisa membentuk angka-angka berikut:
Dengan kemajuan teknologi banyak peralatan digital misalnya kalkulator dan jam digital yang memakai seven segment dengan menggunakan kristal air (liquid crystal). Pada metode ini seven segment aktif tidak menyala, tetapi gelap dan hitam. Oleh sebab itu, tujuh segment tidak dapat diperagakan di tempat gelap. Keuntungan dari pemakaian tujuh segment itu adalah pemakaian (konsumsi) arus sangat kecil sehingga bisa dipakai dengan menggunakan baterai yang sangat kecil.
3. Metode dot matrik
Metode ini dibentuk dari rangkaian kombinasi dioda dan LED yang dapat membentuk angka. Dengan memutuskan dioda-dioda tertentu, maka akan terbentuk angka-angka tertentu sesuai yang dikehendaki. Berikut ini adalah contoh contoh penggunaanya:
B. Decoder
Dalam teknik digital sering timbul suatu kebutuhan untuk mengubah suatu bilangan biner ke dalam bilangan desimal. Untuk keperluan itu dibutuhkan suatu alat yang dapat mengubah bilangan biner ke dalam bilangan desimal yang disebut dengan decoder. Decoder yang biasa digunakan adalah:
- BCD to decimal decoder
- BCD to 7 segment decoder
1. BCD to decimal decoder
decoder ini mempunyai empat buah jalan masukan (input) dan sepuluh buah jalan keluaran (output). Keempat input tersebut akan menerima singnal sandi BCD 8421 yang akan dibaca dan sepuluh outputnya dihubungkan dengan katoda-katoda nixie tube yang akan mendisplay kan angka.
Informasi biner yang masuk ke dalam input DCBA biasanya datan dari output suatu alat penghitung (counter). Jika misalnya informasi pada input DCBA = 0111, maka output 7 akan terhubung ke negatif (0) dan output lainnya positif (1). Dengan demikian akan terbentuk angka 7 pada nixie tube. Berikut ini adalah tabel kebenaran untuk BCD to decimal decoder.
2. BCD to 7 segment decoder
Decoder ini biasanya digunakan untuk mengubah sandi BCD 8421 ke dalam bilangan desimal yang akan ditampilkan oleh 7 segment. Decoder ini mempunya empat masukan dan 7 jalan keluaran (output) yang terdiri dari tanda a, b, c, d, e, f, g. Kempat input decoder ini biasanya juga datang dari rangkaian counter (pencacah), sedangkan outputnya dihubungkan ke setiap katoda seven segmet melalui sebuah tahanan antara 100 ohm sampai 470 ohm.
Sebagai contoh, apabila input yang masuk ke DCBA = 0111, maka output yang akan terhubung ke negatif adalah a, b, dan c sedangkan output yang lainnya ke positif. Dengan demikian, pada 7 segment LED akan terbentuk angka 7. Berikut ini adalah tabel kebenaran BCD to 7 segment:
0 Response to "Display dan Decoder"
Post a Comment